Rabu, 29 Agustus 2012

Jhon Kei di Sidang Perdana

Gambar : The Jakarta Post
Saat ini, John Kei dikabarkan tengah menjalani perawatan di RS Polri Kramatjati jakarta Timur, dengan penjagaan ketat dari aparat Satuan Brimob Polda Metro Jaya.
John Key sempat dirawat akibat luka tembak pada bagian betis kaki kanan di ruang Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Metro Jaya. Rencananya, Rikwanto akan memberikan keterangan detail terkait dengan kronologis penangkapan tokoh pemuda dari Maluku tersebut dan dugaan keterlibatan pembunuhan Ayung.

Sebelumnya, peristiwa pembunuhan terhadap Tan Harry Tantono alias Ayung terjadi di Kamar 2701 Swissbell Hotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (26/1).

Pelaku yang diduga membunuh korban, yakni C (30), A (28), dan T (23) menyerahkan diri kepada petugas Polda Metro Jaya, Jumat (27/1) dini hari.

Siapa John Kei
Berdasarkan keterangan pelaku kepada petugas, awalnya sejumlah orang bersama tersangka mendatangi Ayung, guna menagih janji imbalan sebesar Rp600 juta setelah mendapatkan proyek. Saat itu, korban malah mencaci para pelaku, sehingga tersangka emosi dan menusuk korban hingga tewas.


Petugas menemukan selongsong peluru di sekitar kasur yang menjadi tempat penemuan jasad korban di kamar hotel dan jejak sepatu. Namun, polisi memastikan petugasnya tidak menemukan proyektil maupun bekas luka tembak pada tubuh korban

Nama John Kei akhir-akhir ini menjadi bahan pembicaraan banyak orang setelah namanya kerap disebut-sebut di berbagai media. Ia diberitakan terkait dengan kasus kriminal yang mengakibatkan hilangnya nyawa seorang pemimpin perusahaan swasta di Jakarta. Siapakah sebenarnya John Kei?

JOHN KEI pertama kali dikenal publik pada 2004 sebagai seorang bos preman yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan seorang debt collector bernama Basri Sangaji yang juga berasal dari Maluku. Basri tewas secara mengenaskan di hotel Kebayoran Inn di Jakarta Selatan 8 tahun yang lalu. Oleh karena persaingan bisnis, kelompok Basri dan kelompok John sering terlibat konflik yang diduga menjadi awal mula kasus pembunuhan tersebut. John Kei bernama lengkap John Kei Refra, menurut Tempo yang melakukan wawancara secara langsung dengan John, pria bergaris wajah keras ini datang ke Jakarta pada 1990-an. 

JOHN KEI lahir pada 10 September 1969 di Pulau Kei, Maluku. Ia mendapat nama “Kei” dari nama pulau kelahirannya. John tidak mengelak sangkaan bahwa ia gemar berkelahi, namun ia tak mau disebut preman. Ia lebih suka dijuluki crossboy ketimbang preman. Ia pernah dikeluarkan dari sekolah sewaktu SMA. Saat itulah yang menjadi momen bagi John yang kemudian digunakannya untuk hijrah ke Surabaya sebelum akhirnya mendarat di Jakarta. 

Dalam perjalanannya, ia bahkan sampai menjual pakaiannya untuk membeli makanan. Cita-citanya hanya satu, yaitu menjadi anggota intelijen. Namun, ia selalu gagal menggapai cita-citanya. Pada 1997, John menikah dengan Yulianti Refra dan kini mereka telah memiliki 5 orang anak. Menurut anak bungsunya, Feren, John adalah sosok bapak yang baik, tidak galak, suka anak kecil, dan lucu. John adalah fan berat kelompok intelijen Israel, Mossad. Salah satu putranya bahkan diberi nama sesuai dengan nama agen yang terkenal dengan kerapiannya dalam bekerja di dunia keintelan dunia itu.

Pada tahun 2000, banyak pemuda dari Pulau Kei yang hijrah ke Jakarta dan berhimpun di dalam sebuah ormas bernama Angkatan Muda Kei (AMKEI). John Kei ditunjuk menjadi pemimpin ormas ini. Ormas ini bergerak di bidang penagihan utang, bersaing dengan kelompok penagih utang Basri dan Hercules. Namanya cukup tenar di kota Jakarta, dari pengusaha besar hingga tukang ojek mengenalnya sebagai penagih utang mumpuni. Jumlah nominal utang yang ia tagih adalah Rp.500juta. Dalam usahanya menagih utang klien, tak jarang kekerasan digunakan demi mendapatkan uang pesanan klien.

JON KEI | Siapa John Kei
Terkait pembunuhan Basri, konflik yang terjadi pada awal Maret 2004 di Diskotik Taman Sari diduga menjadi pemicunya. Waktu itu, kelompok John Kei menyerang kelompok Basri yang sedang “bertugas” menjaga diskotik tersebut. Belasan orang terluka dari kedua kubu dan 2 anggota kelompok Basri tewas sia-sia. Sejumlah orang dari kelompok John Kei kemudian ditangkap polisi dan disidangkan tiga bulan berikutnya di PN Jak Bar. Kala itu terjadi lagi bentrok dan saudara kandung John Key, Walterus Refra Kei, menjadi korban tewas peristiwa mengerikan tersebut. Pembunuhan Basri diduga merupakan aksi balas dendam atas terbunuhnya Walterus Refra Kei.

Pada pertengahan 2005, kelompok John Kei juga pernah diminta untuk menjaga sebuah lahan kosong di Perum Permata Buana, Jakarta Barat. Kelompoknya diserbu oleh Persatuan Pendekar Persilatan Seni Budaya Banten Indonesia, hingga mengakibatkan salah satu anggota persatuan tersebut meregang nyawa. Kelompoknya lagi-lagi terlibat konflik dengan kelompok lain pada akhir tahun 2010. Setelah “bertempur” di Blowfish, kelompok John Kei melanjutkan pertempuran di Jalan Ampera, depan PN Jak Sel, melawan kelompok asal Flores. Setelah beberapa waktu tak terdengar namanya, John Kei muncul lagi di media massa setelah pada 17 Februari 2012 lalu, para anggota kepolisian menangkap dan menembak JOHN KEI karena mencoba melarikan diri dari tangan polisi di Hotel C’one, Pulomas.

Ia ditangkap bersama aktris Alba Fuad di hotel itu. John Kei dijadikan tersangka pembunuhan Tan Harry Tantono, Direktur Sanex Steel berusia 50 tahun, yang tubuhnya ditemukan tak bernyawa di Swis-Belhotel Jakarta akhir bulan Januari lalu.

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan berikan koment, terima kasih.